Tuesday, January 19, 2016

Alhamdulillah

Mutiara Rabu pagii....😍

Disaat kita memakai jam tangan seharga Rp 500.000,- atau Rp 500.000.000,-
Ke dua jam itu menunjukkan waktu yg sama.

Ketika kita membawa tas atau dompet seharga Rp 500.000,- atau Rp 500.000.000,-,
Keduanya sama2 dapat membantumu membawa sebagian barang/uang.

Waktu kita tinggal di rumah seluas 50 m2 atau 5.000 m2,
Kesepian yg kita alami tetaplah sama.

Ketika kita terbang dengan first class atau ekonomi class,
Maka saat pesawat terbang jatuh maka kita pun ikut jatuh.

Kebahagiaan sejati bukan datang dari harta duniawi.

Jadi ketika kita memiliki pasangan,
Anak,
Saudara,
Teman dekat,
Teman baru dan lama,
Lalu kita ngobrol,
Bercanda,
Tertawa,
Bernyanyi,
Bercerita tentang berbagai hal,
Berbagi suka dan duka,
Itulah Kebahagiaan sesungguhnya.

Jangan mendidik anak kita untuk terobsesi menjadi kaya.
Didiklah mereka menjadi bahagia.
Sehingga saat mereka tumbuh dewasa mereka menilai segala sesuatu bukan dari harganya.

Kata terbaik di Inggris:
"Makan makananmu sebagai Obat.
Jika tidak,
Kamu akan makan obat2an sebagai
Makanan."

Seseorang yang mencintai kita tak akan pernah meninggalkan kita walaupun ada 100 alasan untuk menyerah,
Dia akan menemukan 1 alasan untuk bertahan.

Banyak sekali perbedaan antara "Human Being dan Being Human" (manusia dan menjadi manusia).
Hanya yang bijak yang mengerti tentang itu.

Hidup itu antara
"B" birth (lahir) dan "D" death (mati),
Diantaranya adalah "C" choice (pilihan) hidup yang kita jalani,
Keberhasilannya ditentukan oleh setiap pilihan kita.

Jika kamu mau berjalan cepat,
Jalanlah sendirian.
Tetapi Jika kamu ingin berjalan jauh,
Berjalanlah bersama-sama.

Ada 6 dokter terbaik,

1. Keluarga.
2. Istirahat yang cukup.
3. Olahraga.
4. Makanan yang sehat.
5. Teman.
6. Tertawa dan senyum.

Pelihara semua itu dalam semua tingkatan kehidupan dan kenikmatannya..

Terus BERSYUKUR & BERBUAT BAIK... pasti hidupmu senantiasa dlm Ridho lindungan Allah SWT ❤

The power of 20.000

Tips Menabung Tanpa Niat Menabung.    
Lho kok bisa, bagaimana mungkin? Berikut adalah sharing dari saya menjawab pertanyaan di atas. 


          Terinspirasi dari sobekan majalah, (saya menemukannya pada bungkusan gado gado), sekitar 4 bulan yang lalu. Kurang lebih begini isinya: 

Anda ingin menabung, Anda sudah merencanakannya, Anda sudah sisihkan tetapi kok di akhir bulan tidak ada uangnya? Saldo rekening bank tidak bertambah banyak? Lalu bagaimanakah sebaiknya? 
Saya ingin berbagi tipsnya, sangatlah mudah. Siapa saja bisa melakukan. Syaratnya hanya 2 saja: DISLIPIN dan KONSISTEN. Lihat judul di atas, uang kertas 20.000 yg bergambar Otto Iskandar Dinata adalah inti dari proyek tabungan ini. Kenapa 20.000? Nanti akan dijelaskan di bawah. 
Yang harus dilakukan adalah: 

1. Selalu sisihkan uang 20.000 dari kembalian belanja, beli bensin, bayar tol, bayar makan di warung/rumah makan, dll. Ingat ya, tidak boleh sengaja menukarkan uang untuk mencari pecahan 20.000an. Ini yang saya sebut menabung tanpa niat menabung. Harus dari kembalian uang 50.000 atau 100.000an yang kita keluarkan. Setelah dapat 20.000 entah selembar dua lembar, kita simpan baik baik di saku kita. Tidak boleh digunakan untuk pembayaran apapun, wajib disimpan! 


2. Setelah sampai di rumah, simpan uang 20.000 tsb dalam wadah toples plastik transparan atau apapun yg tembus pandang. Supaya terlihat jelas berapa banyak uang 20.000 yg telah dikumpulkan. Taruh toples tersebut di tempat yg mudah terlihat oleh kita sebagai motivasi sebelum meninggalkan rumah. Ada uang 20.000 di tangan masuk saku! 


3. Tidak boleh utak atik uang yang terkumpul dalam toples untuk keperluan apa pun! Tidak juga merencanakan beli sesuatu dari uang tersebut. Ini adalah TABUNGAN MASA DEPAN yg sebenarnya. Tanamkan terus kata kata itu dalam pikiran Anda! 

4. Jadwalkan setiap akhir bulan, bongkar celengan. Hitung jumlahnya lalu setorkan ke bank. Buka tabungan baru, harus rekening baru! Terpisah dari rekening transfer gaji, rekening usaha (kalau Anda pengusaha). Kalau saya buka rekening TABUNGANKU (semua bank ada jenis tabungan ini). Tidak ada biaya adm bulanan. Jadi benar benar kita menabung tanpa ada potongan apapun. 
5. Lakukan langkah 1-4 setiap hari. Ingat ya, disini tidak ada target apapun. Berapapun uang yg terkumpul disetorkan ke bank setiap akhir bulan. Biarpun bulan ini cuma dapat 5 lembar, harus disetorkan. Jangan ditambahkan atau dikurangi, nabung tanpa ada niat nabung. 

Lalu kenapa harus 20.000? Sebenarnya ini adalah nilai psikologis mata uang rupiah kita. Pecahan 20.000 jarang beredar di pasaran untuk pembayaran customer. Untuk uang kembalian banyak. Mesin ATM di negara kita hampir sudah tidak ada yg memuat dominasi 20.000. 

Lalu bagaimana dg pelajar atau mahasiswa yg ingin menabung dg metode ini? Masih bisa dijalankan, toh metode ini tidak menentukan target jumlah tabungan yg akan dicapai. Intinya adalah: begitu ada uang 20.000 di tangan-masukkan saku-masuk celengan-tabung di bank. Simple dan enjoy! 

Sy mau share pengalaman sy berdasarkan metode ini. Sudah 3 bulan sy menjalankan, sekarang masuk bulan ke-4. Bulan pertama 820.000, bulan kedua 640.000, bulan ketiga 540.000. Bulan ini sedang berjalan. "Tanpa sengaja" selama 3 bulan saya sudah mengumpulkan uang sebanyak Rp 2.000.000! Hal yg sangat sulit sy ingin lakukan kalau direncanakan. Sebelum menjalankan metode ini, uang gaji saya mengalir deras gak tau juntrungannya. Ludes! Begitu menjalankan metode ini, sy beli rokok dengan uang 50.000 berharap uang kembalinya ada pecahan 20.000 nya, kalau tidak ada ya gak papa. Gak usah nafsu mengejar 20.000an. Santai aja, yg terpenting DISIPLIN memasukkan uang 20.000 ke celengan dan KONSISTEN setor uangnya ke bank, serta tidak mengutak atik uang 20.000an kita untuk membeli keinginan yg gak perlu.


So Anda tertarik? Ingin mencoba? Cobalah sekarang juga!  

Sumber: 
http://www.thecrowdvoice.com/post/the-power-of-rp-20000-15970160.html


Sejarah Celengan



 Saat masih kecil, sebagian besar orang pasti pernah merasakan menabung di celengan. Dalam bahasa Inggris, celengan dikenal dengan sebutan 'piggy bank'. Tak heran, kebanyakan celengan di sana berbentuk babi, seringkali berwarna pink. Namun tahukah Anda mengapa celengan identik dengan babi?

Seperti dilansir dari Coming Anarchy, Selasa (30/7/2013), kata babi (pig) pada 'piggy bank' diambil dari bahasa Inggris kuno 'pygg' yang merupakan salah satu jenis tanah liat. Pygg biasa dijadikan bahan pembuat peralatan rumah tangga. Logam yang saat itu terkenal langka dan mahal membuat 'pygg' menjadi bahan andalan untuk membuat kendi tempat penyimpanan uang.

Seiring berkembangnya bahasa, saat ini pengucapan `pygg` terdengar seperti 'pig' (babi). Hal itulah yang menyebabkan celengan-celengan di Inggris kebanyakan berbentuk babi. Saat itu, kendi tanah liat mulai dilubangi untuk memasukan koin ke dalamnya. Gagasan ini segera menjadi populer di kawasan Eropa Barat.

Dalam kasus evolusi paralelnya,  ternyata istilah 'celengan' di Indonesia pun berasal dari kata 'celeng' yang dalam bahasa Jawa berarti babi hutan. Fakta waktu munculnya istilah tersebut masih menjadi tanda tanya, tapi celengan pertama ditemukan pada zaman Majapahit sekitar  abad 15 setelah masehi.

Majapahit Piggy Bank (Celengan Majapahit) yang saat itu ditemukan secara teknis bukan babi, melainkan 'celeng' bagi para penduduk Jawa. Celeng berbentuk lebih kecil, berkulit dan berbulu hitam. Sebagian pakar sejarah mengatakan rancangan celengan babi berasal dari Indonesia yang kemudian diekspor ke Eropa. Sementara sebagian lain menyangkalnya.

Terlepas dari sejarahnya, hingga saat ini masih banyak orang tua yang mengajarkan anaknya menabung lewat celengan. Ada untungnya juga menabung di celengan mengingat Anda tak perlu repot-repot mengantre di bank.


Pada Abad Pertengahan, ketika logam mahal, sebuah, murah tanah liat berwarna oranye, yang disebut pygg, adalah media umum untuk membuat pot dan guci, dan disebut sebagai tabung pygg, misalnya. Salah satu botol sering digunakan untuk menyimpan koin. Akhirnya, tabung pygg atau bank pygg digunakan untuk koin, pasti sengaja, menjadi dikenal sebagai bank babi atau celengan! Konsensus umum adalah bahwa evolusi ini tertuang beberapa ratus tahun yang lalu di Inggris saat perajin yang disewa untuk membuat bank pygg dan tidak akrab dengan pygg mereka membuat bank berbentuk babi. Dalam bahasa Inggris di abad ke-18, kata "pygg" sendiri berarti benda yang terbuat dari tanah liat. Pada waktu itu, masyarakat terbiasa menyimpan peralatan rumah tangga dalam benda-benda berbahan pygg, tak terkecuali uang. Selanjutnya, dalam lafal aslinya, "pygg" juga berarti "(hidung) pesek". Nah, tentu bukan hal sulit untuk mengaitkan "babi pesek" yang berfungsi sebagai celengan.
Bank tertua dicatat dalam bentuk babi diklaim menjadi 1500 tahun dari Indonesia. Jika memang demikian, itu mendahului teori pygg oleh sekitar 1000 tahun! Mungkin ada beberapa hubungan antara babi dan uang tabungan dalam budaya itu, tetapi itu tampaknya tidak dipengaruhi budaya Barat, dimana hanya celengan modern berevolusi dari pygg tanah liat hanya beberapa ratus tahun yang lalu. kata "celeng" dalam masyarakat pulau Jawa berarti "babi hutan". Tentu tidak sulit mengaitkan kata "celeng" menjadi "celengan", ketimbang "pygg" menjadi "piggybank.
Kemakmuran Majapahit diduga karena kemajuan pertanian lembah Sungai Brantas serta dikuasainya jalur perdagangan rempah-rempah Maluku. Ekonomi Majapahit menjadi semakin kompleks sehingga memerlukan pecahan uang receh untuk aktivitas ekonomi mikro di pasar.
Karena kebutuhan itu sejak 1300 Majapahit mengimpor banyak uang kepeng perunggu dari China. Masyarakat Majapahit mulai suka menabung. Peninggalan mereka adalah celengan babi yang mungkin adalah asal usul istilah celengan, karena kata ”celeng” berarti babi hutan.
Celengan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang sangat besar dari pengertian celengan yang semula berbentuk babi menjadi salah satu pernak pernik menarik untuk penyimpanan uang modern dengan berbagai macam bentuk, celengan juga sering dipakai sebagai logo kampanye pemerintah untuk menggalakkan giat menabung di masyarakat.








celengan pajak

SUKOHARJO - Target penerimaan pajak dari dua wilayah yakni Sukohaharjo dan Wonogiri yang berada di bawah Direktorat Jendral Pajak Kanwil DJP Jawa Tengah II Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo hanya bisa terpenuhi sekitar 85 persen saja sesuai dengan target pajak Nasional.
Hal tersebut diungkapkan oleh pimpinan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo, Eko Budi Setyono bahwa kondisi ekonomi masyarakat saat ini tidak bisa memenuhi penerimaan pajak secara keseluruhan. Di mana target pajak yang seharusnya adalah Rp1,19 triliun.
Salah satu penyebab target tidak terpenuhi ungkap Edy, disebabkan banyak faktor. Ekonomi Indonesia memiliki 'multiplier effect'.
Selain itu Kondisi ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh ekonomi global di mana ekspor Indonesia turun, konsumsi domestik juga turun.
"Karena tekanan kondisi ekonomi saat ini dan juga tekanan dari luar yang berakibat pada belanja masyarakat dan juga realisasi APBD dan APBN yang belum menggembirakan sehingga daya beli masyarakat tidak tumbuh. Sehingga target kami hanya 85 persen saja," jelasnya kepada Okezone.
Terkait kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, Edy menjelaskan KPP Pratama Sukoharjo sudah menerapkan 'celengan pajak' yang ditujukan pada UMKM dan pajak pribadi.
"Misalkan untuk usaha rumah makan. Dalam sehari omsetnya Rp1 juta, kami hanya minta satu persennya saja untuk dimasukkan dalam celengan pajak, yakni Rp10 ribu," jelasnya.
Hasilnya ketika dikunjungi dari kantor pajak, lanjut Edy ketika celengan itu dibuka dan pihak pajak hanya meminta membayar Rp200 ribu ternyata isinya lebih dari yang ditargetkan.
Edy juga menyampaikan kenaikan pajak yang di capai tahun ini realisasi pajak 2015 naik 51 persen dibanding tahun lalu. Hal tersebut menjadi tantangan untuk bisa melakukan pembangunan secara menyeluruh.

Tabung Sedekah ODOT (Free)




Tabung Sedekah ODOT (Free)
Setelah memberikan manfaat yg luar biasa di tahun 2015
Semoga dgn tampilan baru yg lebih elegant di tahun 2016
Program ODOT terus berjaya dan berkualitas.
Format daftar :
‪#‎ODOT‬#NAMA#ALAMAT
Kirim sms ke. 0812 8744 8444